Monday, December 1, 2014

I Fall in the Autumn (5)

Aku melihatnya sepanjang bulan maret. aku melihatnya memperhatikanku dari kejauhan. Saat itu yang dipikiranku adalah bahwa dia ingin bermain bersama kami. Tapi, dia tak pernah mendekati kami. Terkadang saat aku sendiri pun, dia selalu melihatku. Disana, di dekat empang Haji Dargo.

Suatu hari, dia turun ke sawah. Saat itu aku sedang menunggu bapak yang kembali ke rumah untuk mengambil cangkul baru, karena cangkulnya rusak. Karena hari itu sedikit hujan, aku tinggal di barak. Sambil menganyam daun kelapa, aku berdendang kecil. Dia berjalan di tengah gerimis, kadang mengambil keong kecil di pinggir2 sawah.

Aku mendekatinya. Aku ucapkan "Hai", dan dia tersenyum dan bilang "Halo".

"Namamu siapa? aku Emi"

Dia diam saja dan mengernyitkan dahi.

"Namamu siapa? " tanyaku kembali.

Tapi dia diam saja. Kulihat dia memegang keong erat. Entah apa yang menggerakkan naluriku, kupegang tangannya, dan kutarik ke barak.

"Disini mau hujan, berteduh sejenak yuk. "

Kusodorkan ubi bakar yang dibawa bapak, " Ini buat kamu ", dia nampak ragu2. Tapi aku meyakinkannya, kemudian dia menerima ubi bakar dan tersenyum dan bilang sesuatu namun aku tak mengerti artinya.

"Arigato"

Kami makan berdua, tanpa banyak bicara. Tapi rasanya senang sekali. Kami hanya saling memandang dan tertawa. Saat itu, aku masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa kami bercakap dengan lain bahasa. Usiaku saat itu baru 5 tahun, dia kutaksir pun sama.

Sekitar setengah jam kemudian, dia beranjak dari barak, dan berkata "Mata ne". aku hanya mengernjitkan dahi, "ha???"

Dia tersenyum, "bye bye", sambil melambaikan tangannya dia berlari ke arah empang dan menghilang di antara kebun garut. aku memandanginya hingga dia menghilang.

Beberapa hari kemudian, aku bertemu kembali dengannya di jalan. Dia sedang di dalam mobil dengan kaca yang terbuka. Tatapannya sedih. Kulihat seorang wanita, mungkin ibunya, sedang membeli kelengkeng di tepi deretan sawah. Aku melihatnya dari jauh. tiba2 dadaku sesak. Seolah aku tahu bahwa aku mungkin tidak akan bertemu dengannya untuk waktu yang lama. Aku berlari tergesa dari barakku di tengah sawah. Aku berlari melewati jalan kecil pembatas petakan sawah, hingga aku terpeleset dan terjatuh. Aku terperosok dan ketika kuangkat kaki dan kubersihkan dari lumpur, lututku berdarah. Tiba2 saja dia sudah di depanku dengan nafas sedikit tersenggal.

"Daijyobu?" katanya dalam bahasa yang tidak ku mengerti.

Tanpa banyak kata lagi, dia mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan mengelap lututku. Kemudian dai mengeluarkan dua buah tensoplas dan membukanya satu untuk ditempelkannya ke lututku. Dan satunya dia berikan padaku. Kemudian dia mengelus2 lututku dan bilang "Odaijini".

Dia memandangiku yang sedang membersihkan sisa lumpur di sela kakiku.

" Kyo wa boku nihon e kaerimas kara, kondo itsu aeru ka wakarang, demo zettai ni aitai. Mata au ne"
Katanya sambil tersenyum menatapku. Sedangkan aku, hanya mengernyitkan dahi karena tidak mengerti apa yang dia katakan.

"Naokiii...Naokiii"

Teriak ibu itu, anak itu kemudian bangkit dan berdiri. "Sayonara. Mata au ne" katanya sebelum kembali. aku melihatnya berlari ke arah mobil. Sepertinya ibunya memarahinya. Kulihat dia masuk ke mobil. aku hanya berdiri di tepian sawah. Memandangi mobil itu hingga berlalu. Kugenggam erat tensoplas pemberian darinya. aku berjalan pulang ke barak menunggu bapak dan ibu selesai mencangkul. Saat itu, aku hanya ingin mengingat namanya, Naoki.

Saat daftar ulang masuk SMA, aku bersebelahan dengan seorang laki2. Kulihat dia bukan asli dari kota ini. Saat kulirik dokumennya, tertulis nama Naoki Sukmabrata. Dia diantar ayahnya dan mereka bercakap dalam bahasa Jepang. Namun ternyata, Naoki bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Rasanya, aku seperti menemukan kembali kenangan masa lalu yang hilang. Aku hanya tersenyum sendiri, namun tak berani untuk mengajaknya bicara. Aku malu. Mungkin saja dia sudah melupakannya.

Setiap Autumn menjelang winter, pasti ada festifal iluminasi seperti ini. Ini tahun lalu, 2013 di depan TV Tower di Nagoya. Ini hanya acting saja cuma pake baju seperti ini. Setelah foto, buru2 pakai jaket tebal lagi hehe





EmoticonEmoticon